Golongandarah sistem ABO pada manusia dibedakan menjadi 4 macam, yaitu golongan darah A, B, AB dan O, keempat golongan darah tersebut dapat dibedakan menurut antigen yang dimiliki (Elrod & Stansfield, 2002, P. 125) . Sistem golongan darah ABO diatur oleh 3 macam alel yaitu IA, IB dan i. Alel IA dan IB bersifat dominan terhadap alel i. Contohalel ganda yang sudah banyak dikenal ialah sistem golongan darah ABO pada manusia (Suryo, 2008). Alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama. Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongandarah manusia bersifat menurun (herediter) dan ditentukan oleh alel ganda. Alel pengendali golongan darah sistem ABO adalah I A, I B, dan I O. Sistem golongan darah ABO ini diperkenalkan oleh Karl Landsteiner (1868-1943). Penggolongan ini berdasarkan jenis antigennya yang terdapat di dalam eritrosit. Antigen merupakan protein yang Transfusidarah yang tidak sesuai dapat mengakibatkan penggumpalan dan dapat membahayakan tubuh. Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan sistem ABO, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Penggolongan ini ditentukan dari antigen dan antibodi yang terdapat pada darah. Antigen dalam golongan darah (disebut juga aglutinogen) terdapat pada ALELGANDA MENGAWASI GOLONGAN DARAH Golongan darah pada manusia itu herediter (keturunan) yang ditentukan oleh alel ganda. beberapa sistem golongan darah yang dianggap sebagi dasar : 1. Golongan darah menurut sistem ABO K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain SK3tiI. Dipublish tanggal Feb 22, 2019 Update terakhir Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca 4 menit Secara garis besar golongan darah manusia dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu A, B, AB dan O. Golongan darah ini dipengaruhi oleh gen yang diwarisi dari ke dua orang tua. Setiap golongan darah di atas, dikelompokkan juga berdasarkan Rhesusnya, apakah positif Rh + atau negatif Rh+, sebagai contoh golongan darah A bisa A Rh+ atau A Rh-, dengan demikian maka total penggolongan darah manusia menjadi delapan golongan yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Inilah yang akan menentukan cocok tidaknya antara darah yang satu dengan yang lainnya ketika ingin dilakukan transfusi darah. Memahami komponen darah manusia Tubuh manusia memiliki sekitar 4-6 liter darah yang terus mengalir dalam pembuluh darah untuk menjamah ke seluruh tubuh. Darah manusia terdiri dari sel-sel darah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam cairan yang disebut plasma. Plasma terdiri dari sekitar 90% air, tetapi juga mengandung protein, nutrisi, hormon dan produk-produk limbah. Darah terdiri dari sekitar 60% plasma dan 40% sel-sel darah. Ketiga jenis sel darah memiliki peranan khusus dalam tubuh, sebagai berikut Sel darah merah disebut juga sebagai eritorit, fungsinya adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dan produk limbah lainnya untuk dikeluarkan dari tubuh melalui proses pernafasan dalam paru-paru; eritorist inilah yang memberikan warna merah pada darah. Sel darah putih disebut juga sebagai leukosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh mekanisme pertahanan alami tubuh dan membantu melawan infeksi. Trombosit disebut juga sebagai platelet atau keping darah fungsi utamanya adalah membantu pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan. Kaitannya dengan Golongan Darah Golongan darah ditentukan oleh antigen dan antibodi yang ada di dalam darah. Antibodi adalah bagian dari pertahanan alami tubuh terhadap zat-zat asing yang berbahaya seperti kuman, antibodi terdapat dalam plasma. Sedangkan Antigen Darah adalah molekul protein yang ditemukan pada permukaan sel darah merah. Antibodi yang ada dalam plasma akan mengenali zat apa pun yang asing menurut tubuh dan akan mengingatnya sehingga akan menghancurkan zat asing antigen yang masuk tubuh dengan cepat. Rumus = Antibodi akan Menghancurkan Antigen yang sesuai. Contoh antibodi A bertemu dengan Antigen A, maka terjadilah reaksi antigen-antibodi yang berujung pada penghancuran antigen. Lebih lanjut dijelaskan di bawah. Sistem Golongan Darah ABO Pada sitem ABO, ada empat golongan utama darah manusia yang di dasarkan pada antigen antibodi, yaitu Golongan darah A = Memiliki antigen A pada sel-sel darah merah, memiliki antibodi anti-B dalam plasma. Golongan darah B = Memiliki antigen B pada sel-sel darah merah, memiliki antibodi anti-A dalam plasma. Golongan darah O = Tidak memiliki antigen, tetapi keduanya memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma. Golongan darah AB = Memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi. tabel golongan darah ABO Seseorang yang menerima darah tansfusi darah dari kelompok ABO yang tidak sesuai, bisa berakibat fatal dan mengancam nyawa. Sebagai contoh, penerima memiliki golongan darah B, si pemberi memiliki golongan darah A dengan antibodi anti-B. Jika kedua darah ini dipertemukan dalam proses transfusi darah maka bisa berakibat fatal. Inilah kenapa, golongan darah A tidak boleh diberikan kepada orang memiliki golongan darah B. Sedangkan bagi yang memiliki golongan darah O, karena sel darah merah tidak memiliki antigen A atau B, maka bisa dengan aman memberikan darahnya donor darah kepada orang yang memiliki golongan darah apapun. Sistem Golongan Darah Rh Sel darah merah juga bisa memiliki antigen lain, yaitu protein yang dikenal sebagai antigen RhD. Jika golongan darah memiliki antigen ini, maka disebut RhD positif. Jika antigen ini tidak ada, maka golongan darahnya disebut sebagai RhD negatif. Dengan demikian, secara keselurahan manusia memiliki delapan tipe golongan darah Golongan darah A, Rh Positif A+ Golongan darah A, Rh Negatif A- Golongan darah B, Rh Positif B+ Golongan darah B, Rh Negatif B- Golongan darah O, Rh Positif O+ Golongan darah O, Rh Negatif O- Golongan darah AB, Rh Positif AB+ Golongan darah AB, Rh NegatifAB- Dalam kebanyakan kasus, Golongan darah O, Rh Negatif O- dapat dengan aman mendonorkan darahnya kepada siapa pun. Ini sering digunakan dalam keadaan darurat medis ketika jenis darah yang sesuai A dengan A tidak kunjung didapat. Cara ini aman untuk sebagian besar pengguna karena darah O- tidak memiliki antigen A, B atau RhD pada permukaan sel, dan kompatibel dengan setiap golongan darah ABO dan RhD lainnya. Golongan darah Rh pada ibu hamil.. Ibu hamil selalu dilakukan tes golongan darah. Hal ini karena jika ibu memiliki Rh negatif tetapi anak telah mewarisi darah Rh positif dari ayah, maka bisa menyebabkan komplikasi berbahaya pada bati jika tidak ditangani. Oleh sebab itu wanita yang memiliki golongan Rh-negatif sebaiknya menikah dengan pria yang memiliki golongan Rh-negatif juga. Hal ini tidak berlaku sebaliknya. Ingin tahu jenis golongan darahmu? Untuk mengetahui golongan darah seseorang, maka diperlukan pemeriksaan atau tes golongan darah. Cara melakukan tes gologan darah sangatlah mudah, sebagai berikut Pemeriksa memiliki cairan antibodi A dan B. Darah Anda akan dikeluarkan sedikit dengan jarum kecil yang ditusukkan pada salah satu telapak jari tangan. Darah anda akan diteteskan pada cairan yang mengandung anti-A dan anti-B. Lalu dibaca hasilnya. hasil tes Golongan Darah A Rh+ Jika, misalnya, cairan yang mengandung antibodi anti-B bertemu dengan darah yang mengandung antigen B, maka cairan akan menggumpal yang artinya bahwa darah yang diteteskan adalah golongan darah B. Jika darah tidak bereaksi terhadap salah satu antibodi anti-A atau anti-B, berarti golongan darah O. Serangkaian tes dengan berbagai jenis antibodi dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah Anda. 15 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat ArticlePDF Available AbstractGolongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti A dan anti B. Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan hasil pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan serum dan reagen dengan metode slide. Bahan yang digunakan adalah darah manusia golongan A,B,AB dan O serta reagen anti A, anti B dan anti AB. Pemeriksaan golongan darah dengan metode slide, penilaian menggunakan skoring likert scale. Hasil penelitian menunjukkan grade aglutinasi yang dihasilkan oleh serum berbeda dengan grade aglutinasi menggunakan reagen anti-sera, karena di dalam serum tidak hanya berisi antibodi tetapi ada komponen yang lainnya yang mempengaruhi reaksi aglutinasi antara antigen pada permukaan eritrosit dengan serum anti A, anti B maupun anti AB. Pemeriksaan Golongan darah manusia hasilnya lebih baik menggunakan reagen antisera Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201977PENENTUAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO DENGAN SERUM DAN REAGEN ANTI-SERA METODE SLIDEIkah Rahman1,Sri Darmawati2*, Aprilia Indra Kartika31Program Studi D-III Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang2,3Program Studi D-IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan KesehatanUniversitas Muhammadiyah Semarang*e-mail ciciekdarma January 2019 Revised February 2019 Accepted February 2019ABSTRAK Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti A dan serum untuk pemeriksaan golongan darah jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan hasil pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan serum dan reagen dengan metode slide. Bahan yang digunakan adalah darah manusia golongan A,B,AB dan O serta reagen anti A, anti B dan anti AB. Pemeriksaan golongan darah dengan metode slide, penilaian menggunakan skoring likert scale. Hasil penelitian menunjukkan grade aglutinasi yang dihasilkan oleh serum berbeda dengan grade aglutinasi menggunakan reagen anti-sera, karena di dalam serum tidak hanya berisi antibodi tetapi ada komponen yang lainnya yang mempengaruhi reaksi aglutinasi antara antigen pada permukaan eritrosit dengan serum anti A, anti B maupun anti AB. Pemeriksaan Golongan darah manusia hasilnya lebih baik menggunakan reagen antiseraKata kunci golongan darah; sistem ABO; serum; reagen ABO blood type in human is determined based on the antigen type and antibody contained in blood type examination to detect the presence of antigen on the surface of erytrocyte cell membran is conducted by reacting the human blood with anti A and anti B. The utilization of serum to examine blood type is in fact less frequently used. This research aims at analyzing theexamination result differences of ABO blood type system using serum and anti-sera reagent with slide method. The materials used in this research are human blood type A,B,AB and O as well as reagent anti A, anti B and anti AB. The blood type examination is conducted using slide method, whilethe scoring is conducted using likert research result shows that the agglutination grade resulted by the serum is different with that resulted by anti-sera reagent Penentuan Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201978because serum does not only contain antibody but also the other components which may inuence the agglutination reaction between antigen on the erytrocyte surface with serum anti A, anti B, and anti AB. Thus, it is concluded that the examination of human blood type using anti-sera reagent may generate a better result. Keywords blood type; ABO system; serum; anti-sera darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen dapat berupa karbohidrat dan protein Nadia et al, 2010. Sistem penggolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah para stafnya. Landsteiner, dari percobaantersebut menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam sistem ABO, yaitu A, B, dan O. Golongan darah yang keempat, yaitu AB ditemukan pada tahun 1901 Farhud et al, 2013.Golongan darah penting untuk diketahui, untuk kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identikasi pada beberapa kasus kriminal Azmielvita, 2009. Pemeriksaan golongan darah ABOpada umumnya dengan menggunakan metode slide, dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah pada manusia. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah Chandra, 2008. Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen dipermukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan antisera A dan antisera B Yuniar et al, 2014.Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya jarang dilakukan, karena biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan reagen antisera. Prinsip pemeriksaan golongan darah yaitu reaksi antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit dengan antibodi yang sama shingga terbentuk aglutinasi. Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya Penentuan Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201979dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B dalam serum golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B. Nadia et al,2010. Penentuan golongan darah ABO metode slide pada umumnya dengan mengguna-kan reagen Anti-sera. Penelitian ini selain menggunakan reagen Anti-sera juga mengguna-kan serum yang mengandung anti A dan serum yang mengandung anti B. Prinsip pemeriksaan golongan darah adalah reaksi antara antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit dengan reagen anti-sera anti A dan anti B ataupun dengan serum anti A ataupun anti B. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan serum dan reagen antisera dengan metode karena itu penelitian ini bertujuan untuk 1 melakukan pemeriksaan golongan darah menggunakan anti-sera A dan anti-sera B yang diperoleh dari darah manusia yang mempunyai golongan darah A, golongan darah B, 2melakukan pemeriksaan golongan darah menggunakan reagen antisera, 3 membandingkan hasilantara pemeriksaan golongan darah menggunakan antisera dan menggunakan serum. BAHAN DAN METODEBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 sampel darah vena manusia golongan darah A, B, AB dan O masing-masing 4 sampel. Reagen antisera anti A, anti B dan anti AB. Serum anti A dari golongan darah B, serum anti B dari golongan darah A dan serum anti A dan anti B dari golongan darah O.Alat yang digunakan sentrifus, slide pemeriksaan golongan darah dan mikropipet20 darah vena disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dipasang torniquet kira-kira 10 cm diatas siku, dilakukan perabaan untuk mengetahui posisi vena, setelah itu posisi tangan yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan menggunakan kapas alkohol 70% dan didiamkan hingga vena ditusuk dengan spuit dengan posisi sudut 45 derajat, torniquet dilepas pada saat darah mulai masuk kedalam spuit. kapas Penentuan Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201980yang kering dan steril diletakkan saat volume darah sudah penuh. dilepaskan spuitnya dan darah dimasukkan kedalamtabung reaksi melalui membuat serum darah vena diambil sebanyak 3-5 mL kemudian dimasukkan kedalam tabung tanpa antikoagulan, disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15menit. Serum ada pada bagian atas yang berwarna bening diambil dengan menggunakan pipet pasteur dimasukkan kedalam tabung golongan darah metode slide darah dipipet sebanyak 20µL golongan darah A, B AB dan O, darah diteteskan pada kertas golongan darah, ditambahkan reagen anti A, reagen anti B, dan reagen anti AB. Darah pada kertas golongan darah diratakan dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian digoyangkan, dilihat dan diamati hasil aglutinasinya. Pembacaan golongan darah dibaca tidak boleh lebih dari 2 menit. Penilaian menggunakan skoring likert scale. Skoring yang dilakukan terbagi menjadi 5 peringkat yaitu 0 Tidak terjadi gumpalan, cairan Terjadi gumpalan yang sangat banyak dan Terjadi gumpalan yang sangat banyak dan kasar, cairan agak Terjadi gumpalan yang terpecah, cairan Terjadi gumpalan besar, bersatu, cairan DAN PEMBAHASAN1. Pemeriksaan Golongan Darah AHasil pembacaan golongan darah A menggunakan serum dan reagen antisera anti A, anti B dan anti AB ditunjukkan pada Gambar 1 dan Tabel Gambar 1. Pemeriksaan golongan darah A. AMenggunakan serum B menggunakan reagen anti-seraTabel 1. Pemeriksaan golongan darah A meng-gunakan serum dan reagen antiseraPenentuan Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201981Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 1. pemeriksaan golongan darah menggunakan reagen anti-sera dan serum terdapat perbedaan aglutinasi, dimana pada serum anti B didapatkan hasil positif 1 +1 karena terdapat aglutinasi halus, sedangkan pada reagen anti B didapatkan hasil negatif - karena tidak terjadi aglutinasi. Hasil pemeriksaan golongan darah pada anti A dan anti AB, baik menggunakan serum maupun reagen antisera didapatkan hasil positif 4 +4 yang menunjukkan bahwa serum anti A dan serum anti AB menghasilkan aglutinasi yang sama dengan reagen antisera A dan reagen antisera AB. 2. Pemeriksaan Golongan Darah BHasil pembacaan golongan darah B menggunakan serum dan reagen antisera anti A, anti B dan anti AB ditunjukkan pada Gambar 2 dan Tabel 2. Pemeriksaan golongan darah BA Menggunakan serum BMenggunakan reagen antiseraTabel 2. Pemeriksaan golongan darah B menggunakan serum dan reagen antiseraBerdasarkan Gambar 2 dan Tabel 2, pemeriksaan golongan darah menggunakan serum anti A didapatkan hasil positif 1 +1 karena terjadi aglutinasi halus sedangkan pada reagen anti A didapatkan hasil negatif - karena tidak terjadi aglutinasi. Pemeriksaan golongan darah pada serum anti B dan anti AB didapatkan hasil aglutinasi yang berbeda dengan reagen anti B dan anti AB, pada pemeriksaan golongan darah menggunakan serum anti B dan anti AB didapatkan hasil positif 3 +3 sedangkan pada reagen anti B dan anti AB didapatkan hasil positif 4 +4. Hal ini menunjukkan bahwa antara reagen anti-sera dan serum menghasilkan aglutinasi yang Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 2019823. Pemeriksaan Golongan Darah ABHasil pembacaan golongan darah AB menggunakan serum dan reagen antisera anti A, anti B dan anti AB ditunjukkan pada Gambar 3 dan Tabel 3. Pemeriksaan golongan darah ABA Menggunakan serum BMenggunakan reagen antiseraTabel 3. Pemeriksaan golongan darah AB menggunakan serum dan reagen antiseraBerdasarkan Gambar 3 dan Tabel 3, pemeriksaan golongan darah menggunakan serum anti A dan serum anti B didapatkan hasil positif 3 +3 sedangkanpada serum anti AB didapatkan hasil positif 4 +4. Hal ini menunjukkan bahwa aglutinasi yang dihasilkan oleh serum anti AB sama dengan reagen anti-sera A, reagen anti-sera B dan reagen anti-sera Pemeriksaan Golongan Darah OHasil pembacaan golongan darah O menggunakan reagen anti-sera dan serum ditunjukkan pada Gambar 4 dan Tabel Gambar 4. Pemeriksaan golongan darah O A Menggunakan serum BMenggunakan reagen antiseraTabel 4. Pemeriksaan golongan darah O menggunakan serum dan reagen antiseraPenentuan Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201983Berdasarkan Gambar 4 dan Tabel 4, hasil pemeriksaan golongan darah meng-gunakan reagen anti-sera dan serum ter-dapat perbedaan aglutinasi. Pemeriksaan golongan darah menggunakan serum anti A, serum anti B, dan serum anti AB didapat-kan hasil positif 1 +1 sedangkan meng-gunakan reagen anti A, reagen anti B dan reagen anti AB didapatkan hasil negatif -. Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat dan protein Nadia et al,2010. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut aglutinogen. Zat anti terhadap antigen disebut antibodi aglutininyaitu antibodi alamiah yang terdapat dalam serum, bila bereaksi akan mengaglutinasikan antigen yang bersangkutan Melati et al, 2011.Serum merupakan komponen bukan sel darah ataupun faktor pembekuan darah. Serum merupakan plasma darah dengan brinogen yang telah dipisahkan. Serum mengandung semua protein yang tidak digunakan mekanisme pembekuan darah. Serum mengandung semua elektrolit, anti-bodi, antigen, hormon dan substansi ekso-gen misalnya obat dan mikroorganisme. Serum terdiri dari tiga jenis berdasarkan komponen yang terkandung di dalamnya yaitu serum albumin, serum globulin dan serum adalah bagian dari plasma darah yaitu pada protein. Protein memiliki molekul yang cukup besar. Jika darah diputar dalam sentrifus maka protein itu akan mengendap, sisanya berupa cairan bening dan jernih yang disebut serum Mitra et al., 2019. Bila darah dibiarkan membeku akan meninggalkan serum yang mengandung berbagai bahan larut tanpa sel. Bahan ter-sebut mengandung molekul antibodi yang digolongkan dalam protein yang disebut globulin dan sekarang dikenal sebagai immunoglobulin Baratawidjaja, 2006.Pemeriksaan golongan darah menggunakan serum adalah menggunakan golongan darah A sebagai anti B, golongan darah B sebagai anti A dan golongan darah O sebagai anti AB. Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya jarang dilakukan karena biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan reagen antisera. Pemeriksaan golongan darah pada prinsipnya yaitu antigen yang direaksikan dengan antibodi yang sama maka akan Penentuan Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201984terbentuk aglutinasi. Antibodi terdapat di dalam serum karena antibodi golongan darah merupakan protein globulin yang ber-tanggung jawab sebagai komponen kekebalan tubuh alamiah Mitra et al., 2019.Penelitian yang dilakukan oleh Oktari dan Silvia 2016 menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara menggunakan reagen antisera dan serum. Hasil pemeriksaan golongan darah menggunakan reagen anti-sera dan serum terdapat perbedaan, perbedaan itu terjadi karena antibodi yang terdapat pada reagen anti-sera dalam keadaan murni dan spesik, sedangkan pada serum selain terdapat antibodi juga terdapat komponen protein yang lain sehingga grade aglutinasi yang dihasilkan berbeda Shaz, et al. 2013. Dalam proses pengujian sampel darah ABO, sampel darah akan diteteskan suatu reagen, kemudian pada sampel darah akan terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan darah. Penggumpalan darah disebabkan karena adanya interaksi antibodi dengan antigen yang terikat pada eritrosit. Dalam sel darah manusia terdapat aglutinogen yang jika ditetesi dengan anti-sera akan menghasilkan penggumpalan, hal ini terjadi karena di dalam anti-sera terdapat aglutinin spesik yang sifatnya menggumpalkan Shaz, et al., 2013SIMPULANPemeriksaan golongan darah menggunakan reagen anti-sera didapatkan hasil positif 4 +4 apabila terjadi aglutinasi antara antigen pada eritrosit dengan antibodi yang terdapat pada antisera, dan didapatkan hasil negatif apabila tidak terjadi reaksi aglutinasi antara antigen pada eritrosit dengan antibodi yang ada pada reagen golongan darah menggunakan serum yang diambil dari darah golongan darah A, B, dan O, didapatkan hasil aglutinasi positif 1 +1 yang seharusnya tidak terjadi reaksi aglutinasi, dan positif tiga +3 yang seharusnya terjadi reaksi aglutinasi. Grade aglutinasi yang dihasilkan oleh serum berbeda dengan reagen anti-sera, karena di dalam serum tidak hanya berisi antibodi tetapi ada komponen yang lain yang akan mengganggu terjadinya Golongan Darah Sistem ... GASTER Vol. 17 No. 1 Februari 201985DAFTAR PUSTAKAAzmielvita 2009. Genetika Dasar. FK UNRI 5 Maret 2018. Dibaca pada Imunologi Dasar. Edisi-VII. Jakarta Balai Penerbit S. 2008. Pengenalan Golongan Darah Jenis ABO dengan Mempergunakan Pemodelan Hidden Markov, Skripsi Fakultas Teknik Universitas & Yeganeh, A Brief History Of Human Blood Groups. Iranian J Publ Health, Vol. 42, No 1, E., Passarella, R., Primatha, R., Murdiansyah, A., 2011. Desain dan Pembuatan Alat Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan Mikrokontroler. Jurnal Generic. Vol 6, M., Mishra, N., Rat, 2019. Blood Group System. Nadia, B. & Handayani, D. & Rismiati, R., 2010. Hidup Sehat Berdasarkan Golongan Darah. Jakarta Dukom A. & Silvia, 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Teknolabjournal. No 2, pp. BH., Hillyer, CD., Roshal, M., Abrams, CS. 2013. Transfusion Medicine and Homeostasis. Elsevier Inc. H. & Muhiddin, R. &Arif, M., 2014. Perbedaan Golongan Darah ABO di Anemia Hemolitik Autoimun. Discrepancy of Blood Group ABO in Auto Immune Haemolytic. Indonesian Journal Of Clinical Pathologi and Medical Laboratory. Vol. 20, No. Golongan Darah Sistem ... ... Golongan darah yang keempat, yaitu AB ditemukan pada tahun 1901 Rahman, 2018. ...Sulfiani SulfianiBasmiati BasmiatiNuralam SobakRiski HandayaniKnowing blood type is an important part for every human being. Many of us do not know what type of blood type we have. This case becomes very crucial when the individual experiences a disaster. The action of handling the patient becomes late, because this individual does not yet know the type of blood group he has. Knowing your blood type helps the body stay healthy, plan for the future and prevent complications. The implementation method in this community service activity begins with the planning stage by conducting site surveys and interviews with the school, the preparation stage by preparing equipment in the form of tools, materials and other equipment and the implementation stage by opening and checking blood groups and distributing blood group identity cards. This activity was well received by the school and students. The number of students who carried out the examination was 26 people with a percentage of male students and female students. The results of the blood group examination obtained by the students of TKIT Al-Qalam Makassar are having blood group A blood type B blood type AB and blood type O 42, 31%.... Pada metode serum dalam menentukan golongan darah menggunakan serum anti-A dan serum anti-B. Prinsip dari metode ini adalah reaksi antara antigen pada permukaan sel darah merah dengan anti-sera anti-A dan anti-B atau dengan serum anti-A ataupun anti-B Rahman et al., 2019. ...Jamisten SigalingingMauritz Pandapotan MarpaungSusiyanti SusiyantiRina Swita Esther SitindaonAnak-anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki masa depan yang baik. Oleh karena itu perlu kita jaga kesehatannya salah satunya pemeriksaan Golongan darah, sebab golongan darah sangat perlu diketahui baik itu untuk mengisi data pribadi terlebih jika terjadi anemia. Dampak dari anemia tersebut akan menyebabkan masalah kesehatan, gangguan tumbuh kembang anak dan daya berfikirnya,dan akibatnya terjadi penurunan kualitas sumberdaya manusia. Pemeriksaan golongan darah pada anak- anak merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui sedini mungkin golongan darah anak. Luaran yang diharapkan adalah bertambahnya pengetahuan anak mengenai jenis golongan darah serta diketahuinya jenis golongan darah nya. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah anak-anak di wilayah Perumahan Talang Kelapa RT 25 RW 08 Metode pelaksanaan meliputi perijinan dari institusi kepada Ketua RT wilayah Perumahan Talang Kelapa RT 25 RW 08. Pemeriksaan meliputi golongan darah A; B; O; dan AB. Hasil pemeriksaan pada anak-anak yang bergolongan darah A; B; O; dan AB masing-masing secara berurutan yaitu 20%; 30%; 30%; dan 20%.... Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh waktu selama 25 hari dan 30 hari dalam suhu ruangan terhadap perubahan golongan darah pada sampel bercak darah. 2 Manfaat dan tujuan pemeriksaan golongan darah, antara lain untuk kepentingan transfusi darah, dan identifikasi pada kasus kedokteran forensik, seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal. 5 Prinsip pemeriksaan golongan darah yaitu reaksi antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit dengan antibodi yang sama sehingga terbentuk aglutinasi. 6 Metode pemeriksaan golongan darah terdiri atas metode slide, tabung dan absorpsi elusi. ...Indah SariBastian BastianNurul PathiaTindak kriminal merupakan segala bentuk tindakan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis serta melanggar hukum, norma-norma sosial, dan agama. Tindak kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran, penembakan, perampokan dan lain sebagainya dapat meninggalkan bukti dari korban atau pelaku, salah satunya adalah bercak darah. Pemeriksaan golongan darah merupakan salah satu metode yang digunakan ketika terjadi suatu kasus kejahatan di masyarakat. Identifikasi golongan darah sistem ABO pada sampel darah yang masih segar lebih mudah dilakukan daripada sampel darah yang sudah kering. Metode yang umum dilakukan untuk identifikasi golongan darah sampel darah kering adalah metode Absorbsi Elusi. Metode ini merupakan metode yang sangat sensitif dan dapat mendeteksi adanya antigen secara tidak langsung. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Hematologi Intitut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang pada bulan Januari – Februari 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah static group comparison. Sampel berupa bercak darah yang berasal dari golongan darah B untuk melihat pengaruh waktu terhadap perubahan golongan darah pada sampel bercak darah. Data diolah secara analisis deskriptif. Hasil pemeriksaan golongan darah selama 25 hari didapatkan bahwa golongan darah B sebesar 50%, golongan darah tidak terdeteksi sebesar 25% dan golongan darah yang terjadi perubahan dari B ke O sebesar 25%. sedangkan, hasil pemeriksaan golongan darah selama 30 hari didapatkan bahwa golongan darah B sebesar 94%, golongan darah tidak terdeteksi sebesar 6% dan golongan darah yang terjadi perubahan dari B ke O sebesar 0%.Hilma Yuniar Rachmawati MuhiddinMansyur ArifDiscrepancy of blood type is the difference result between cell grouping and serum grouping. The technical errors and various conditions are the common cause of their discrepancy, one of the conditions is mentioned as Auto Immune Haemolytic Anaemia AIHA. Auto immune haemolytic anemia cold type can cause discrepancy due to cold autoantibody reaction. In this study the researchers conducted further testing to determine the actual blood type so the right blood transfusion can be given. A 41 years old woman with weakness and pale since a month before her admission to the present hospital, has been treated in a district hospital with the same condition. On the physical examination, the researchers found hepatomegaly. The complete blood count showed hemoglobin level was g/dL and leukocyte count was The clinical diagnosis made by the emergency department was anemia pro evaluation and planned blood transfusion with 500 cc of PRC. The peripheral blood smear shown hemolytic anemia. The result of the initial blood type test on forward grouping were AB positive agglutination and on reverse grouping O positive, then followed by washing erythrocyte and the researchers found the similar result. Because of the extra antibody found in both examination, the examination was carried out at 37°C of the patient’s temperature. The researchers found that the blood type of AB rhesus positive with cold autoantibody. The indirect coombs test was positive. The patient is had been reported with ABO discrepancy cold type autoantibody group IV in autoimmune hemolytic anemia cold type. Further screening antibody tests are needed to confirm the specific evolution of human blood groups, without doubt, has a history as old as man himself. There are at least three hypotheses about the emergence and mutation of human blood groups. Global distribution pattern of blood groups depends on various environmental factors, such as disease, climate, altitude, humidity etc. In this survey, the collection of main blood groups ABO and Rh, along with some minor groups, are presented. Several investigations of blood groups from Iran, particularly a large sampling on 291857 individuals from Iran, including the main blood groups ABO and Rh, as well as minor blood groups such as Duffy, Lutheran, Kell, KP, Kidd, and Xg, have been reviewed. Beth H ShazChristopher D. AbramsT. AbshireThis new handbook in transfusion medicine and hemostasis aims to combine clinical and laboratory information from two fields which have high degrees of overlap into one concise, easy-to-use pocket book. This comprehensive reference guide will have the depth of information to be helpful to all physicians who order and administer blood components and specialized factors for hemostatic abnormalities, as well as those who consult and care for these often very ill patients. The breadth of the book will be ideal for pathology, transfusion medicine, hematology, and anesthesiology residents and fellows, as well as certified and specialized practitioners in these fields. The editors have chosen to employ a standardized format throughout the book which allows each chapter to be focused on a well-defined subject consisting of less than 6 pages. Information should be easy to read, precise, and concise. Though extensive reference lists are valuable in larger texts, they are not necessary in a pocket-size handbook intended for quick reference. The editors have chosen to include key, recent publications as "Further Readings", most often from the past 2 years. A general reference list to larger textbooks and standards in the fields will be included at the end along with a list of common abbreviations and indexes that cross reference diagnostic, clinical and therapeutic Dasar. FK UNRI 5 MaretAzmielvita 2009. Genetika Dasar. FK UNRI 5 Maret 2018. Dibaca pada http//yayanakhyar. Golongan Darah Jenis ABO dengan Mempergunakan Pemodelan Hidden MarkovS ChandraChandra, S. 2008. Pengenalan Golongan Darah Jenis ABO dengan Mempergunakan Pemodelan Hidden Markov, Skripsi Fakultas Teknik Universitas dan Pembuatan Alat Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan MikrokontrolerE MelatiR PassarellaR PrimathaA MurdiansyahMelati, E., Passarella, R., Primatha, R., Murdiansyah, A., 2011. Desain dan Pembuatan Alat Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan Mikrokontroler. Jurnal Generic. Vol 6, MitraN MishraG P RatMitra, M., Mishra, N., Rat, 2019. Blood Group System. OktariN D SilviaOktari, A. & Silvia, 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Teknolabjournal. No 2, pp. 49-54. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS BIOSCIENCE-TROPIC Volume 7/ No 1 / Halaman 91 – 96 / Agustus Tahun 2021 ISSN 2460-9455 e - 2338-2805p Biosaintropis Distribusi Golongan Darah ABO dan Rhesus 91 Distribusi dan Frekuensi Alel Golongan Darah Sistem ABO dan Rhesus pada Penduduk di Pulau Gili Ketapang Probolinggo Distribution and Allele Frequency of ABO Blood Group and Rhesus in Population of Gili Ketapang Island, Probolinggo Kirana Eka Rezki1 *, Rike Oktarianti2 ** , Hidayat Teguh Wiyono3, Purwatiningsih4 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember, Indonesia ABSTRAK Sistem penggolongan darah pada manusia yang banyak dikenal adalah sistem ABO dan rhesus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi golongan darah sistem ABO dan rhesus serta frekuensi alel pada populasi penduduk pulau Gili Ketapang, kabupaten Probolinggo. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Slide Test dan dilakukan secara acak dengan cara melakukan pengundian jumlah sampel yang diambil sebanyak 384 jiwa. Identifikasi golongan darah sistem ABO pada penelitian ini dilakukan dengan metode slide dengan prinsip antigen aglutinogen yang direaksikan dengan antibodi aglutinin. Hasil penelitian menunjukkan distribusi golongan darah sistem ABO dan Rhesus O+ 46,61%, B+ 24,22%, A+ 23,18%, dan AB+ 5,99%. Frekuensi alel IA0,16, frekuensi alel IB 0,16, frekuensi alel i 0,68, dan frekuensi alel rhesus positif Rh+ adalah 1. Proporsi fenotip dan frekuensi alel tertinggi adalah golongan darah O untuk sistem penggolongan darah ABO. Sedangkan untuk penggolongan berdasarkan rhesus diperoleh seratus persen rhesus positif. Data tersebut menunjukkan bahwa persebaran golongan darah O dan rhesus positif pada penduduk pulau Gili Ketapang relatif sama dengan hasil penelitian lain di Indonesia. Kata kunci Golongan Darah, ABO, Rhesus ABSTRACT The most recognized blood group systems in human are the ABO and Rhesus system. The purpose of this study was to determine the distribution of ABO and rhesus blood groups and allele frequencies in the population of Gili Ketapang Island, Probolinggo. Sampling was carried out using the Slide Test method and was carried out randomly by drawing lots, the number of samples taken was 384 people. The identification of the blood group of the ABO system in this study was carried out using the slide method with the principle of antigen agglutinogen reacted with antibody agglutinin. The results showed the distribution of blood group systems ABO and Rhesus O+ B+ A+ and AB+ The frequency of the IA allele the IB allele frequency the i allele frequency and the positive rhesus allele frequency Rh+ are 1. The highest proportion of phenotypes and allele frequencies is type O blood in the ABO blood group system. While the classification based on rhesus shows one hundred percent positive rhesus. This shows that the distribution of blood type O and rhesus positive on the inhabitants of the Gili Ketapang island was similiar to other studies in Indonesia. Keywords ABO and Rhesus blood groups * Kirana Eka Rezki, Jurusuan Biologi FMIPA UNEJ. JL. Kalimantan 37, Jember, ** Rike Oktarianti, Jurusan Biologi FMIPA UNEJ, JL. Kalimantan 37 Jember. Email doi Diterima tanggal 25 Agustus 2021– Diterbitkan Tanggal 31 Agustus 2021 e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS BIOSCIENCE-TROPIC Volume 7/ No 1 / Halaman 91 – 96 / Agustus Tahun 2021 ISSN 2460-9455 e - 2338-2805p Biosaintropis Distribusi Golongan Darah ABO dan Rhesus 92 Pendahuluan Gili Ketapang merupakan satu-satunya desa yang terletak di Pulau Gili, yaitu sebelah utara Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Juniarta. et al., 2013. Pulau Gili Ketapang dihuni oleh penduduk suku Madura dengan jumlah penduduk mencapai jiwa Dinas Lingkungan Hidup, 2018. Populasi suku Madura masih menjunjung tinggi nilai adat istiadat di daerah setempat, salah satunya adalah adat tentang pernikahan . Pernikahan dengan satu suku ini masih berlangsung di populasi etnis Madura di pulau ini, hampir 90% masyarakatnya melakukan perkawinan dalam satu suku. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan ikatan persaudaraan dan menjaga hubungan kekerabatan Subhan,2020. Perkawinan dalam satu suku dan dalam lingkup wilayah yang sama ini termasuk dalam kategori perkawinan endogami atau perkawinan tertutup. Perkawinan endogami merupakan perkawinan yang dilakukan dalam satu suku, etnis, klan, dalam satu lingkungan yang sama Budilová, 2020. Salah satu faktor terjadinya perkawinan endogami karena faktor geografis. Wilayah Pulau Gili Ketapang yang susah dijangkau menjadikan tempat ini terisolasi sehingga interaksi populasi dengan suku lain sulit dilakukan Rochmawati, 2016. Perkawinan sistem tertutup atau endogami akan berdampak terhadap peningkatan homosigositas dan penurunan variasi genetik atau heterosigositas Yudianto. et al., 2017. Perkawinan tertutup dapat menyebabkan orang tua mewariskan gen identik atau gen yang bersifat homozigot kepada anaknnya Marchi, et al., 2018. Salah satu sifat genetik yang diwariskan oleh orang tua adalah golongan darah. Golongan darah diwariskan dari orang tua ke anaknya tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan luar Maatoghi, et al., 2016 Sistem penggolongan darah pada manusia yang banyak dikenal adalah sistem ABO dan rhesus Maatoghi, et al., 2016. Golongan darah sistem ABO pada manusia dibagi menjadi 4, yaitu golongan darah A, B, O dan AB Oktari & Silvia, 2016. Pengelompokan golongan darah ini tergantung pada jenis antigen yang ada pada permukaan sel darah merah Shadia & Hossain, 2018. Golongan darah sistem ABO ini ditentukan oleh tiga macam alel, yaitu alel IA, IB, dan alel i. Alel IA dan alel IB bersifat dominan terhadap alel i. Alel IA tidak dominan terhadap alel IB begitupun sebaliknya alel IB tidak dominan terhadap alel IA, sehingga alel IA dan IB disebut kodominan Irawan, 2010. Keberadaan alel tersebut mampu menyebabkan pewarisan golongan darah sistem ABO menghasilkan individu dalam keadaan homozigot atau heterozigot Denise,2005. Selain golongan darah sistem ABO terdapat penggolongan darah pada manusia berdasarkan rhesus. Golongan darah sistem rhesus merupakan penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen-D di dalam sel darah merah. Rhesus terdiri dari dua komponen yaitu Rhesus positif RH+, dan rhesus negatif RH. Golongan darah rhesus positif jika di dalam darah terdapat antigen-D dan sebaliknya golongan darah rhesus negatif jika di dalam darah tidak terdapat antigen-D Haqq, 2018. Melihat kondisi wilayah dan geografi Pulau Gili Ketapang yang merupakan daerah terpencil, menyebabkan penduduk cenderung melakukan perkawinan tertutup atau endogami. e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS BIOSCIENCE-TROPIC Volume 7/ No 1 / Halaman 91 – 96 / Agustus Tahun 2021 ISSN 2460-9455 e - 2338-2805p Biosaintropis Distribusi Golongan Darah ABO dan Rhesus 93 Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Puspito 2004 di Pulau Gili Ketapang Probolinggo, menghasilkan data distribusi golongan darah sistem ABO tertinggi adalah golongan darah O. Maka penelitian terkait distribusi golongan darah ABO dan rhesus, pada penduduk desa Gili Ketapang Probolinggo menarik untuk dilakukan kembali. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi perubahan pada proporsi fenotip dan frekuensi alel golongan darah sistem ABO dan rhesus selama kurun waktu 17 tahun sejak terakhir dilakukan peneltian. Metode Penelitian dilakukan pada bulan April - Juni 2021, di Desa pulau Gili Ketapang kabupaten Probolinggo. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara dilakukan pengundian. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 384 jiwa merupakan penduduk asli Pulau Gili Ketapang yang melakukan perkawinan endogami dan keturunannya. Identifikasi golongan darah sistem ABO pada penelitian ini dilakukan dengan metode slide test dengan prinsip antigen aglutinogen yang direaksikan dengan antibodi aglutinin Guyton dan Hall, 2019. Pengambilan sampel yang dilakukan mengikuti prosedur yang disetujui dan diterbitkan oleh Komisi Etik, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember dengan nomor Ethical Clearance 1224/ Parameter penelitian meliputi penghitungan proporsi fenotip golongan darah sistem ABO dan frekuensi alel IA, IB, i dan alel rhesus. Menghitung proporsi fenotip golongan darah sistem ABO yaitu menghitung proporsi golongan darah O, A, B dan AB dengan rumus. Frekuensi alel IA, IB, dan i pada golongan darah sistem ABO dihitung menggunakan rumus. Hasil dan Diskusi Proporsi fenotip golongan darah sistem ABO dan rhesus pada penduduk desa Gili Ketapang Probolinggo dan data pembanding dari PMI Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Proporsi fenotip golongan darah sistem ABO pada penduduk GiliKetapang dan data Pembanding PMI Tabel 1 menunjukan data persentase hasil dari perhitungan proporsi fenotip penduduk Gili Ketapang tahun 2004, 2021 dan data pembanding dari PMI Kabupaten Probolinggo. Dilihat dari Tabel menunjukan bahwa ada sedikit perbedaan dengan data tahun 2004. Data Tahun 2004 digunakan untuk membandingkan atau melihat adanya perubahan pada proporsi fenotip dan frekuensi alel selama 17 tahun dilakukan penelitian ditempat yang sama. Jumlah individu dengan golongan darah B lebih tinggi terpaut jauh dari data 2021. Data 2021 menunjukan bahwa individu yang bergolongan darah A dan B memiliki persentase yang hampir sama. Hal ini menunjukkan dalam kurun waktu 17 tahun jumlah penduduk yang memiliki golongan darah A mengalami peningkatan dan sebaliknya golongan darah B mengalami penurunan persentase. Demikian juga untuk e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS BIOSCIENCE-TROPIC Volume 7/ No 1 / Halaman 91 – 96 / Agustus Tahun 2021 ISSN 2460-9455 e - 2338-2805p Biosaintropis Distribusi Golongan Darah ABO dan Rhesus 94 persentase golongan darah AB mengalami peningkatan sedangkan golongan O terjadi penurunan persentase. Perbedaan persentase ini dapat disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah faktor migrasi. Berdasarkan hasil survei penduduk Gili Ketapang sering melakukan mobilitas dari dalam dan keluar pulau. Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase proporsi fenotip tertinggi adalah golongan darah O baik pada penduduk pulau Gili Ketapang maupun data PMI Probolinggo. Data PMI dan data hasil penelitian di Pulau Gili Ketapang menunjukan angka yang berbeda hal ini dapat dikarenakan lokasi pengambilan sampel yang berbeda, tetapi secara pola distribusi golongan darah sistem ABO pada penduduk Gili dan data pembanding dari PMI Kabupaten Probolinggo hampir sama yaitu urutannya O, B, A, AB. Pola distribusi golongan darah dengan urutan O, B, A, AB secara umum sering dijumpai di Indonesia Kemenkes RI, 2018. Hasil pemeriksaan Rhesus, semua penduduk Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo memiliki Rhesus Positif + dan tidak dijumpai adanya Rhesus Negatif -, hal ini karena golongan darah rhesus negatif Rh- hanya ditemukan sekitar 15% pada ras kulit putih, sedangkan pada ras Asia jarang dijumpai rhesus negatif, kecuali terjadi perkawinan campuran dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif Arosa,2016 Berdasarkan data dari Kemenkes RI 2016 di Indonesia jumlah frekuensi alel Golongan darah Rhesus Positif mencapai 99%, dan frekuensi alel golongan darah Rhesus negatif hanya 0,1%. Frekuensi alel golongan darah sistem ABO pada populasi pulau Gili Ketapang dan data pembanding PMI Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Frekuensi alel golongan darah sistem ABO penduduk pulau Gili Ketapang dan data PMI Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat frekuensi alel golongan darah penduduk Gili Ketapang dan Data PMI Kabupaten Probolinggo. Nilai frekuensi alel populasi pulau Gili Ketapang yang dilakukan pada tahun 2021 sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Puspito 2004. Perbedaan terjadi pada frekuensi alel IA dan IB. Sedangkan frekuensi alel i data 2021 dan 2004 relatif sama. Perbedaan frekuensi alel IA dan IB dapat terjadi, hal ini diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Iza 2017, adanya migrasi dan perkawinan acak yang dapat mempengaruhi frekuensi alel. Diduga selama kurun waktu 17 tahun telah terjadi migrasi dan perkawinan acak yang menyebabkan perubahan pada frekuensi alel golongan darah sistem ABO. Jika terjadi migrasi ke dalam maka terjadi penambahan alel tertentu sedangkan jika migrasi keluar maka terjadi pengurangan alel tertentu dari suatu populasi. Jika dibandingkan dengan data PMI, menunjukkan ada perbedaan pada frekuensi alel IA dan IB, namun untuk alel i frekuensi relatif sama. Perbedaan frekuensi alel IA, IB diduga dipengaruhi perbedaan lokasi pengambilan sampel. Frekuensi alel i lebih tinggi dari frekuensi alel lainnya baik pada populasi Pulau Gili Ketapang maupun data PMI Kabupaten Probolinggo, hal ini karena alel i terdapat pada hampir semua golongan darah. Menurut Campbell et al 2010 alel i terdapat pada golongan darah A heterozigot, golongan darah B heterozigot dan golongan darah O. Jumlah sampel yang bergolongan darah O lebih tinggi daripada golongan darah lainnya oleh karena itu golongan darah O menyumbangkan alel i terbanyak. Golongan darah lain yang diperiksa adalah golongan darah sistem rhesus. Hasil pemeriksaan golongan darah sistem rhesus penduduk Gili Ketapang semuanya memiliki golongan darah positif. Hal ini didukung data dari Kemenkes RI 2018 yang menyatakan hampir 99% penduduk Indonesia memiliki golongan darah dengan rhesus positif. Frekuensi alel rhesus dapat dilihat pada tabel 3 yang menunjukan bahwa frekuensi alel rhesus positif adalah 1. Frekuensi golongan darah rhesus berbeda-beda pada berbagai suku bangsa, namun semua negara rata-rata memilki frekuensi alel rhesus positif yang lebih tinggi dibandingkan rhesus negatif Suryo, 2012. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan di beberapa negara seperti negara Maroco yang memiliki nilai frekuensi alel golongan darah rhesus positif 0,91 dan golongan darah rhesus negatif 0,09 Benahadi, 2018. Tabel 3. Frekuensi alel Golongan darah sistem Rhesus e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS BIOSCIENCE-TROPIC Volume 7/ No 1 / Halaman 91 – 96 / Agustus Tahun 2021 ISSN 2460-9455 e - 2338-2805p Biosaintropis Distribusi Golongan Darah ABO dan Rhesus 95 Kesimpulan Distribusi golongan darah sistem ABO dan Rhesus pada populasi Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo yang mayoritas melakukan perkawinan endogami berturut-turut sebagai berikut, O+ 46,61%, B+ 24,22%, A+ 23,18%, dan AB+ 5,99%. Frekuensi alel golongan darah sistem ABO dan rhesus pada populasi Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo adalah frekuensi alel IA 0,16, frekuensi alel IB 0,16, dan frekuensi alel i 0,68, dan frekuensi alel rhesus positif 1. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada perangkat desa yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penduduk di desa pulau Gili Ketapang, kabupaten Probolinggo yang telah bersedia menjadi probandus dalam penelitian ini. Daftar Pustaka [1] Alimba, C. G., O. Khalid, Adekoya, O. Bola, dan Oboh. 2010. Prevalence and frequencies of Phenylthiocarbamide PTC Taste Sensitivity, ABO and rhesus factor Rh blood groups, and haemoglobin variants among a Nigerian Population. The Egyptian Journal of Medical Human Genetics. 11 10 153 – 158. [2] Amania, N., H. T. Wiyono, dan R. Oktariani. 2020. Frekuensi alel golongan darah sistem A-B-O pada populasi Suku Osing Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi. Bioma. 5 1 11-21. [3] Apecu, R. O., E. M. Mulogo, F. Bagenda, dan A. Byamungu. 2016. ABO and rhesus D blood group distribution among blood donors in Rural South Western Uganda A retrospective study. BMC Research Notes. 9 1 1-4. [4] Basu, D., Datta, M. Celina, B. Prasun, M. Krishnendu, dan Willy. 2017. ABO, Rhesus and Kell Antigens, Alleles and Haplotypes in West Bengal India. Transfusion Medicine and Hemotherapy. 45 62-66. [5] Benahadi, A., R. Alami, S. Boulahdid, B. Adouani, A. Laouina, A. Mokhtari, A. Soulaymani, H. Khdija, dan M. Benajiba. 2013. Distribution of ABO and rhesus D blood antigens in Morocco. The Internet Journal of Biological Anthropology. 61 1-6. [6] Budilova, L. J. 2019. Endogamy Between Ethnicity and Religion. Marriage and Boundary Construction in voyvodovo Bulgaria. [7] Candra, T., G, Ashish. 2012. Prevalence of ABO and Rhesus Blood Group in Northern India. Blood Disorders & Transfusion. 3 5. e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS BIOSCIENCE-TROPIC Volume 7/ No 1 / Halaman 91 – 96 / Agustus Tahun 2021 ISSN 2460-9455 e - 2338-2805p Biosaintropis Distribusi Golongan Darah ABO dan Rhesus 96 [8] Chester, M. A. dan M. L. Olsson. 2001. The ABO blood group gene A locus of considerable genetic diversity. Transfusion Medicine Reviews. 15 3 177-200. [9] Christian, dan E. M. Eze. 2018. Haemoglobin genotype, ABO and rhesus blood group distribution in Briggs family of Abonema Rivers State, Nigeria. Asian Journal of Medicine and Health. 132 1-8. [10] Golassa, L., T. Arega, E. Berhanu, M. Haseen. 2017. High rhesus RhD negative frequency and ethnic-group based ABO blood group distribution in Ethiopia. BMC research notes. 10 1 1-5. [11] Hameed, A. H, Wajahat., A, Janbaz., R, Fazli., Q, A, Javed. 2002. Prevalence of Phenotypes and Genes of ABO and Rhesus Rh Blood Groups in Faisalabad, Pakistan. Pakistan Journal of Biological Scinces. 5 6 722-724. [12] John, S. 2017. Prevalence of ABO and rhesus blood groups in blood donors a study from a tertiary care Centre in South Kerala. Internasional Journal of Contemporary Medical Research. 4 11 77-83. [13] Kumar, N., Kapoor, N., Kalwar, A., N, Satya., S, K, Mukesh., K, Akhender., M, Abhishek., B, R, Megh. 2014. Allele Frequency of ABO Blood Group Antigen and the Risk of Esophageal Cancer. Biomed Research Internasional. [14] Maatoghi, J. T., M. Paridar, M. M. Shoushtari, B. Kiani, B. Nori, M. Syahjahani, A. Khosravi, N. A. Kelarijani, O. K. Ghalesardi, dan M. A. Jalali. 2016. Distribution og ABO blood groups and rhesus factor in a large scale study of different cities and Ethnicities in Khuzestan Province. Iran. Jurnal of Medical Human Genetic. 17 105-109. [15] Okpara, M. 2013. Frequency Distribution Of ABO, RH Blood Groups and Blood Genotypes Among the Student and Staff of Michael Okpara University of Agriculture, Umudike Abia State, Nigeria. [16] Paul, G., U. Saloni, S. S. Chufal, Y. Hasan, dan I. Tayal. 2014. Prevalence og ABO and rhesus blood groups in blood donors a study from a tertiary care teaching hospital of Kumaon Region of Uttarakhand. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 8 12 16. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Few studies have documented the blood group antigens in the population of eastern India. Frequencies of some common alleles and haplotypes were unknown. We describe phenotype, allele, and haplotype frequencies in the state of West Bengal, India. Methods We tested 1,528 blood donors at the Medical College Hospital, Kolkata. The common antigens of the ABO, Rhesus, and Kell blood group systems were determined by standard serologic methods in tubes. Allele and haplotype frequencies were calculated with an iterative method that yielded maximum-likelihood estimates under the assumption of a Hardy-Weinberg equilibrium. Results The prevalence of ABO antigens were B 34%, O 32%, A 25%, and AB 9% withABOallele frequencies for O = A = and B = The D antigen RH1 was observed in of the blood donors withRHhaplotype frequencies, such as for CDe = cde = and CdE = The K antigen K1 was observed in 12 donors withKELallele frequencies for K = and k = the Bengali population living in the south of West Bengal, we established the frequencies of the major clinically relevant antigens in the ABO, Rhesus, and Kell blood group systems and derived estimates for the underlying ABO and KEL alleles and RH haplotypes. Such blood donor screening will improve the availability of compatible red cell units for transfusion. Our approach using widely available routine methods can readily be applied in other regions, where the sufficient supply of blood typed for the Rh and K antigens is Knowledge of the distribution of ABO-RhD blood groups in a locality is vital for safe blood services. However, the distribution of these blood systems among Ethiopians in general is little explored. This study was, therefore, designed to determine the ABO-RhD blood group distribution among patients attending Gambella hospital, southwestern Ethiopia. MethodsA cross-sectional study was conducted between November and December 2013 N = 449. The patients were grouped into two broad categories. Those who originally moved from different parts of Ethiopia and currently residing in Gambella are named highlanders’ n = 211. The other group consisted of natives Nilotics to the locality n = 238. ABO-RhD blood groups were typed by agglutination, open-slide test method, using commercial antisera Biotech laboratories Ltd, Ipswich, Suffolk, UK. ResultsOverall, majority of the participants had blood type O’ followed by types A’ B’ and AB’ However, blood type A’ was the most frequent blood group among the highlanders’ and of Nilotic natives had type O’. The proportion of participants devoid of the Rh factor was Conclusions While the ABO blood group distribution is similar to previous reports, the RhD frequency is much higher than what was reported so far for Ethiopia and continental In Uganda, geographical distribution of blood groups and Rhesus D factor varies across the country. The aim of this study was to examine the distribution of these groups among voluntary blood donors in rural southwestern Uganda. Results Twenty-three thousand five hundred four 23,504 blood donors were included in the study. The donors had a mean age of 21 years SD ± and were mainly male 73%. The distribution of ABO blood group was; blood group O blood group A blood group B and blood group AB The proportions of Rhesus D positive and Rhesus D negative were 98 and 2% respectively. The proportion of non-adult donors A > B > AB, with males as the predominant donors. The frequency of Rhesus D negative is very low in rural southwestern Ugandan and is mainly among males. The blood bank services in southwestern Uganda need to develop innovative strategies targeting female donors who are more likely to boost blood stocks in the The demand for blood and blood products has increased due to advances in medical science, population growth and increased life expectancy. This has increased the need for various blood groups in Khuzestan province because of the higher incidence of thalassemia and other blood transfusion dependent disorders in this province. Aim of the study Due to the presence of various ethnic groups in Khuzestan province, several types of blood components are required. Knowing the distribution of blood groups in different blood collection centers and tribes is vital for proper object oriented blood collection. Subjects and methods This was a descriptive cross-sectional study. The study population consisted of 29,922 donors visiting Ahvaz transfusion center, affiliated centers and mobile teams except for teams established in garrisons during three months in 2014. Forward and reverse blood grouping was conducted based on hemagglutination and hemolysis reactions. Data analysis was done by Chi-square test using SPSS software. Results The highest percentage of blood groups in Khuzestan province was related to blood group O with the highest prevalence in Izeh and the lowest in Shadegan. The second most prevalent group was A for which Ramhormoz and Bandar-e Emam Khomeini had the highest percentage, and AB blood group had the lowest percentage and was most frequent in Shadegan. Moreover, blood group B was the most prevalent after group O among different ethnicities except for Bakhtiaris. Conclusion Our study showed ethnicity-related prevalence. Overall, the blood group O had the highest prevalence and AB the lowest percentage among the ethnicities, indicating a significant difference with studies in other parts of the ABO blood group and risk of squamous cell carcinoma of esophagus have been reported by many studies, but there is no discipline that had provided association with the genotype and gene frequency by population statics. Methods We conducted a case-control study on 480 patients with squamous cell carcinoma of the esophagus and 480 noncancer patients. ABO blood group was determined by presence of antigen with the help of monoclonal antibody. Chi-square test and odds ratio OR with 95% confidence intervals CIs were calculated by statistical methods, and gene frequencies were calculated by Hardy-Weinberg model. Results We observed significant associations between ABO genotype and squamous cell carcinoma of esophagus. OR 95% CIs was for presence of B antigen allele relative to its absence P A close analysis using a z- score test showed that Ouarzazate from the South East of the country clears apart from all other regions. These findings are concordant with the geographical and historical data of Morocco. Finally, the found distribution would be of a great help in mapping the country’s distribution of the ABO Rhesus D blood groups and blood donors’ Blood groups and phenylthiocarbamide PTC are the most studied genetic traits among human populations around the world. In most of these studies, PTC taste sen-sitivity was described as a bimodal autosomal trait inherited in a simple Mendelian recessive pat-tern. ABO blood group is the most studied blood groups followed by Rhesus factors Rh and haemoglobin variants. Information from the study of these traits is useful to biologists, geneticists, anthropologists and clinicians. No information on the prevalence and gene frequencies of these traits among a population from Nigeria. Aim This study presents information on the prevalence and gene frequencies of PTC taste sensi-tivity, ABO blood group and Rhesus factor, and Haemoglobin variants from male and female Nige-rians examined. Subjects and methods A total of 232 male and 220 female Nigerians partici-pated in this study. Filter paper impregnated with mg/L of saturated solution of PTC was Lenka J. BudilovaThe article explores the concept of endogamy from the viewpoint of boundary construction in social anthropology. The author summarizes scholarly accounts of endogamy that conceptualize endogamy in terms of ethnicity, race, locality, or language. She argues that to determine an endogamous group, we should proceed from the actors´ point of view and ask what criteria the actors themselves consider as culturally meaningful. On the example of marriages of Czech- and Slovak-speaking Protestants in the Bulgarian village of Voyvodovo in 1900–1950 the author shows what these marriages and the actors´ perspective reveal about the character of the us/them boundary. The data are based on a long-term anthropological fieldwork using mainly participant observation, interviews and the genealogical method, along with the analysis of the local parish registers for the period 1900–1950. The inhabitants of the village that has been habitually represented a compatriot village’ in the scholarly literature are depicted as constituting their identity more on religion than on shared ethnicity. The results of the research suggest that the villagers preferred people of the same religion as marriage partners, without any regard to their ethnicity or language. The author argues that the study of marriage rules should follow the same principles anthropologists have widely applied to the study of ethnicity to focus on the differences people consider to be significant in constructing the boundaries between groups rather than to assume objective criteria delimiting endogamous groups. Available at frequencies of ABO and Rhesus D blood groups and influence of gender were determined on prevalence of these blood groups. Blood group B was found to be the most frequent The frequency of blood group O was for group A and for group AB In Rhesus blood grouping system the frequency of Rhesus D positive was Gene frequencies with respect to ABO and Rhesus D negative were different as for only ABO and ABO along with Rhesus D positive. The trend can be shown with a general formula O > B > A > AB. Group A positive respectively and negative respectively was more frequent in females as compared to males. In contrast group AB was more prevalent in males as compared to females There was a real preponderance of the blood group B over the blood groups O, A and AB as well as Rh D positive over Rh D negative. Predominance of blood group A in women was also reported. Group A along with Rhesus D negative group was more frequent than group B along with Rhesus D negative. Squad, apakah kamu mengetahui tentang golongan darah? Biasanya di kartu identitas ada keterangan golongan darahmu, ya. Golongan darah ini merupakan salah satu keterangan yang penting, lho! Psstt tahukah kamu, golongan darah manusia terdiri dari 2 sistem, lho. Ketiga sistem tersebut adalah sistem ABO dan sistem Rhesus. Jadi, apa saja nih, yang harus kamu ketahui tentang sistem golongan darah? Kuy, cekidot! Squad, dari ketiga jenis sistem golongan darah berikut, sistem yang paling sering dipakai adalah sistem ABO. Lalu, sistem golongan darah yang lain, nggak penting, ya? Eits, semuanya penting dong! Kuy, kita bahas satu persatu! Sistem Golongan Darah ABO Sistem golongan darah ABO ini ditemukan oleh Karl Landsteiner. Pada sistem ABO, golongan darahnya ditentukan oleh aglutinogen dan aglutinin. Wah, apa sih aglutinogen itu? Aglutinogen adalah jenis protein yang dapat menggumpal aglutinasi dan terdapat pada eritrosit, sedangkan aglutinin adalah jenis serum antibodi yang dapat menggumpalkan aglutinogen. Aglutinin terdapat pada plasma darah. Baik Aglutinogen maupun aglutinin terbagi menjadi 2 jenis. Aglutinogen terbagi menjadi aglutinogen A dan aglutinogen B, sedangkan aglutinin terbagi menjadi α dan β. Aglutinin α menggumpalkan aglutinogen A dan aglutinin β menggumpalkan B. Supaya lebih jelas, yuk simak tabel di bawah ini! Tabel aglutinogen dan aglutinin sistem ABO No. Golongan Darah Aglutinin Aglutinogen 1 A β A 2 B α B 3 AB – A dan B 4 O α dan β – Ada beberapa catatan penting yang harus kamu ingat, nih. Golongan darah O adalah donor universal, sedangakan golongan darah AB adalah resipien universal. Maksudnya apa, tuh? Kuy, simak gambar di bawah ini! Sistem Golongan Darah Rhesus Sistem golongan darah rhesus ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener. Berdasarkan sistem ini, ada 2 jenis rhesus, yaitu rhesus positif dan rhesus negatif. Tabel aglutinogen dan aglutinin sistem Rhesus Golongan Darah Aglutinogen/antigen Aglutinin/antibodi Rhesus positif Ada – Rhesus Negatif – Ada Berdasarkan tabel di atas, rhesus positif tidak bisa memberikan darahnya ke rhesus negatif karena akan terjadi penggumpalan antigen donor oleh antibodi resipien. Namun sebaliknya, rhesus negatif tetap dapat mendonorkan darahnya ke rhesus positif. Squad, ada sedikit informasi penting terkait sistem golongan darah rhesus ini, lho, Jadi, apabila seorang perempuan dengan rhesus negatif menikah dengan laki-laki rhesus positif, maka ketika perempuan tersebut mengandung anak dengan rhesus positif untuk pertama kalinya maka tidak akan terjadi apapun pada bayinya. Akan tetapi, jika perempuan tersebut mengandung bayi dengan rhesus positif untuk kedua kalinya, maka akan terjadi Eritroblastosis fetalis pada bayinya karena antibodi ibu yang sudah terbentuk akan menggumpalkan antigen yang ada darah bayi. Efeknya, antibodi ibu akan memakan darah bayi dan bayi yang dilahirkan akan mengalami anemia akut. Wah Squad, ternyata sistem golongan darah cukup kompleks, ya! Meskipun kompleks, kamu tetap harus semangat belajar, ya! Supaya makin semangat, yuk belajar dengan menggunakan ruanglesonline. Tinggal potret soalnya dan tanya ke tutor berpengalaman lewat aplikasi, beres deh! Yuk, download sekarang. Referensi Irnaningtyas, Istiadi Y. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang Disempurnakan Edisi Revisi. Erlangga Jakarta. Artikel ini diperbarui 15 Desember 2020. Golongan darah seseorang dengan orang lain dapat sama atau berbeda tergantung antigen dan antibodi yang terdapat pada darahnya. Penggolongan darah manusia yang paling umum adalah sistem ABO. Penggolongan darah sistem ini ditemukan olek Karl Lensteiner pada tahun 1900, karena penemuannya ini beliau mendapat hadiah nobel pada tahun 1930. Golongan darah yang sesuai apabila dicampur tidak akan menggumpal. Sedangkan golongan darah yang tidak sesuai apabila di campur akan menggumpal aglutinasi. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami kecelakaan dan memerlukan transfusi darah harus memperoleh jenis darah yang sesuai dengan darahnya. Transfusi darah yang tidak sesuai dapat mengakibatkan penggumpalan dan dapat membahayakan tubuh. Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan sistem ABO, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Penggolongan ini ditentukan dari antigen dan antibodi yang terdapat pada darah. Antigen dalam golongan darah disebut juga aglutinogen terdapat pada eritrosit atau sel darah merah. Sedangkan antibodi dalam golongan darah disebut juga aglutinin terdapat pada plasma darah. Golongan darah A memiliki antigen A pada eritrositnya dan memiliki antibodi anti-B dalam plasmanya. Gongan darah B memiliki antigen B pada eritrositnya dan memiliki antibodi anti-A dalam plasmanya. Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada eritrositnya, namun tidak memiliki antibodi dalam plasmanya. Golongan darah O tidak memiliki antigen dalam eritrositnya, namun memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasmanya. Penggumpalan darah yang terjadi antara darah yang berbeda jenis terjadi karena interaksi antara antigen dan antibodi. Apabila antigen A bertemu dengan antibodi anti-A maka akan terjadi gumpalan, dan apabila antigen B bertemu dengan anti-B akan terjadi gumpalan juga. Karena interaksi tersebut maka pada saat transfusi darah, perlu diperhatikan tentang golongan darah ang sesuai. Aturan dalam transfusi darah adalah sebagai berikut. Golongan darah A dapat diberikan kepada golongan A dan AB, dan dapat menerima dari golongan A dan O. Golongan darah B dapat diberikan kepada golongan B dan AB, dan dapat menerima dari golongan B dan O. Golongan darah AB dapat diberikan kepada golongan AB saja, namun dapat menerima darah dari semua golongan sehingga golongan darah ini disebut resipien penerima universal. Golongan darah O dapat diberikan pada semua golongan darah sehingga disebut sebagai donor pemberi universal, namun golongan darah O hanya bisa menerima dari golongan O saja. Bagan transfusi darah Pengujian golongan darah atau yes golongan darah dapat dilakukan dengan meneteskan antibodi pada darah yang telah diambil dari seseorang. Antibodi yang digunakan adalah anti-A, anti-B, dan anti-AB. Darah diteteskan pada tiga tempat terpisah dan diberi anti-A pada satu tempat, anti-B pada tempat yang lain, dan anti-AB pada tempat terakhir. Yang akan terjadi pada darah ketika diberi antibodi tersebut adalah sebagai berikut. Golongan darah A akan menggumpal ketika ditetesi anti-A dan anti-AB, dan tidak menggumpal dengan anti-B. Golongan darah B akan menggumpal ketika ditetesi anti-B dan anti-AB, dan tidak menggumpal dengan anti-A. Golongan darah AB akan menggumpal ketika ditetesi semua antibodi tadi, baik anti-A, anti-B, maupun anti-AB. Golongan darah O tidak akan menggumpal ketika ditetesi anti-A, anti-B, maupun anti-AB. Tes golongan darah Dalam penelitian yang banyak dilakukan, terbukti bahwa golongan darah O merupakan golongan darah yang paling banyak ditemukan. Sedangkan golongan darah AB merupakan golongan darah yang paling sedikit ditemukan. Perbedaan golongan darah disebabkan oleh gen penentu golongan darah yang terdapat pada kromosom. Terdapat alel IA, IB, dan i yang menentukan golongan darah. Golongan darah A memiliki gen IAIA atau IAi dalam kromosomnya. Golongan darah B memiliki gen IBIB atau IBi dalam kromosomnya. Golongan darah AB memiliki gen IAIB dalam kromosomnya. Golongan darah O memiliki gen ii dalam kromosomnya.

golongan darah abo pada manusia ditentukan oleh sistem multi alel